Serpihan keceriaan tersebar di setiap
gerak lincah mereka, tarikan senyum mereka,
dan lompatan kegirangan yang dilakukan mereka
mereka tertawa,
menertawakan luka,
yang sempat
singgah sejenak di hati mereka
Tawanya ringan, seperti kapas,
melayang sambil melambai
kepada duka yang tak digubrisnya
“untuk apa
menggubris duka, kalau ternyata
tawa mampu
meniggalkan bahagia?”
katanya sambil
melanjutkan perjalanannya
“tapi, duka selalu merekahkan
senyuman
pada saat yang indah, di masa
depan”
timpalnya sambil berjalan riang
dan
senyuman itu membawa mereka pada suatu tempat
tempat
dimana duka dan bahagia
saling
bercumbu mesra
Selamanya, bersama jingga senja,
berbaring menatap langit yang
riuh
dengan burung yang hendak pulang
..mereka
mencoba mengingat-ingat,
setiap
tetes lukisan hujan yang mereka buat,
basah
mengembun dalam kenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar