Kamis, 20 Juni 2013

Manusia dan Tuhan Sebagai Kambing Hitam


Catatan ini saya buat setelah berbincang-bincang dengan kerabat saya beberapa waktu lalu. Manusia terkesan sering kali “mengambinghitamkan” Tuhan. Hah? Maksudnya? Begini..

Dalam setiap kegagalan yang dialaminya, manusia sering kali bekata, "mau bagaimana lagi jika Tuhan belum mengijinkan?". Terkesan seperti "mengambinghitamkan" Tuhan. Bagaimana Tidak? Kalimat tersebut seolah-olah menyatakan bahwa, yang menentukan nasib manusia itu semata-mata adalah Tuhan. Hanya Tuhan! Padahal, jelas tidak seperti itu.

Pada hakikatnya, manusia diharuskan untuk  memilih, ingin seperti apa hidup mereka: orang sukses atau orang gagal. Intinya, dalam semua kegiatan yang dilakukan manusia, sebenarnya yang menetukan hasilnya akan seperti apa adalah manusia itu sendiri. Memang benar, semua atas kehendak Tuhan. Tetapi, Tuhan hanya ibarat guru/dosen di bidang pendidikan. Tuhan hanya memberikan penilaian, sebagaimana guru, terhadap kinerja yang sudah kita kerjakan. Jika kita mengerjakan tugas dengan baik dan benar, pasti kita akan mendapatkan nilai yang baik pula, bukan? Begitu juga dengan Tuhan. Tuhan memberikan tugas kepada kita, bahwa kita diwajibkan menjalankan kehidupan kita sebaik-baiknya. Dan Tuhan akan memberikan ganjaran yang setimpal dengan apa yang telah dilakukan oleh manusia tersebut. Jika manusia sudah berusaha maksimal, Tuhan pun akan memberikan hasil yang setimpal pula. Ya tho? Tuhan akan memberikan (semacam) penghargaan, seperti sebuah "kesuksesan" kepada mereka-mereka yang sudah berusaha maksimal. Kalau usaha kita belum maksimal? Tuhan pun akan memberikan ganjaran yg sama pula. Karena, Tuhan menciptakan segala sesuatu dan menjalankan sesuatu secara alami, agar manusia yang berusaha sendiri. Manusia sendiri yang akan menentukan, jalan mana yang mereka pilih.

Fungsi Ibadah
Fungsi ibadah kita kepada Tuhan adalah untuk membantu kita dalam menjalankan kehidupan. Semakin sering kita beribadah, Tuhan akan semakin sering pula membantu kita, memberikan petunjuk kepada kita. Misalkan, "itu, disitu loh, pintu rezekinya.." Jadi, ibadah pun bukan semata-mata lantas kita akan mendapatkan kesuksesan tanpa usaha lagi. Nilai-nilai dari ibadah itu ibarat nilai tugas tambahan yang dapat digunakan untuk membantu nilai-nilai utama kita yang masih kurang. Begitu pula dengan ibadah.

Inti dari catatan ini adalah untuk menyadarkan kita, untuk tidak terus-menerus mengambinghitamkan Tuhan. Kegagalan yang kita peroleh bukan semata-mata kehendak Tuhan, tapi itu semua adalah akumulasi dari apa yan udah kita lakukan.

Berhenti mencari kambing hitam, berhenti mencari biang kegagalan. Karena kegagalan dan juga kesuksesan, kita sendiri yang menentukan. Memang, hasil akhir atau takdir, tetap Tuhan yang menentukan. Tetapi, semua itu sudah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan, agar berjalan secara alami, dan kita sendiri yang menentukan hasilnya... :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar